
3 Hari Tak Pulang dari Ngarit, Pria Karangpandan Ditemukan Tewas
3 Hari Tak Pulang dari Ngarit, Pria Karangpandan Ditemukan Tewas
Suasana tenang di Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah mendadak berubah mencekam setelah
warga menemukan sesosok mayat pria paruh baya yang dilaporkan tidak pulang selama tiga hari.
Korban diketahui bernama Sarto (53), warga Dusun Gempolan, yang terakhir kali terlihat pergi ngarit atau mencari rumput untuk ternaknya.
Penemuan jasad tersebut terjadi pada Senin pagi (30/6), ketika sejumlah warga berinisiatif melakukan pencarian secara mandiri setelah keluarga korban melaporkan kehilangan.

Kronologi Kejadian: Berangkat Ngarit, Tak Kunjung Kembali
Berdasarkan keterangan keluarga, Sarto berpamitan kepada istrinya pada Jumat pagi untuk pergi ke ladang membawa sabit dan karung kecil seperti biasa.
Namun, hingga malam hari, korban tidak kunjung pulang. Awalnya keluarga mengira Sarto menginap di rumah saudaranya yang berada di dusun sebelah.
Namun pada hari kedua dan ketiga, kekhawatiran mulai muncul karena tak ada kabar atau jejak yang ditemukan.
Keluarga akhirnya melapor ke perangkat desa dan bersama warga setempat, mereka membentuk tim kecil untuk menyisir lokasi yang biasa menjadi tempat korban mencari rumput.
Penemuan Jasad di Lokasi Terjal dan Tertutup Semak
Sekitar pukul 07.45 WIB, salah seorang warga pencari menemukan tubuh korban dalam posisi telentang di antara semak belukar di lereng bukit Dusun Sendang. Lokasi tersebut cukup jauh dari jalan utama dan sulit diakses karena medannya yang terjal. Warga segera melaporkan temuan itu kepada pihak kepolisian sektor Karangpandan.
Kapolsek Karangpandan, AKP Sutrisno, membenarkan adanya penemuan jasad tersebut. Menurutnya, tim Inafis dari Polres Karanganyar langsung diterjunkan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengidentifikasi kondisi korban.
Hasil Pemeriksaan Sementara: Tidak Ada Tanda Kekerasan
Berdasarkan pemeriksaan awal yang dilakukan oleh tim medis Puskesmas Karangpandan dan aparat kepolisian, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban. Dugaan sementara, Sarto meninggal karena kelelahan atau mengalami serangan jantung saat mencari rumput di area yang cukup ekstrem secara fisik.
Korban diketahui memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan pernah mengeluhkan nyeri dada sebelumnya. Cuaca yang cukup panas pada hari kejadian juga diduga turut memperparah kondisi fisiknya saat itu.
Keluarga Menolak Otopsi dan Mengikhlaskan Kepergian Korban
Setelah dilakukan identifikasi dan proses serah terima dari kepolisian, pihak keluarga menyatakan menerima kematian korban sebagai musibah. Mereka menolak dilakukan autopsi dan memilih untuk langsung memakamkan korban pada hari yang sama di pemakaman umum desa setempat.
Prosesi pemakaman berlangsung sederhana dan dihadiri oleh puluhan warga, kerabat, dan tokoh masyarakat yang turut menyampaikan belasungkawa atas kejadian tersebut.
Pihak Desa Imbau Warga Lebih Waspada dan Tidak Sendirian di Ladang
Menanggapi kejadian ini, Kepala Desa Gempolan, Suparjo, mengimbau seluruh warga untuk lebih berhati-hati dan tidak pergi sendirian ke ladang, terutama bagi mereka yang sudah lanjut usia atau memiliki riwayat penyakit. Ia juga menyarankan agar warga membawa alat komunikasi seperti ponsel atau pergi secara berkelompok demi keselamatan.
“Kami sangat berduka atas kejadian ini. Semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua agar lebih memperhatikan faktor keselamatan,” ujarnya.
Penutup: Musibah yang Menjadi Pengingat
Kasus meninggalnya Sarto saat mencari rumput bukan hanya menjadi duka bagi keluarga, tetapi juga peringatan bagi masyarakat
tentang pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan saat beraktivitas di alam terbuka.
Di tengah rutinitas harian, sering kali kita mengabaikan tanda-tanda tubuh yang lelah atau sakit.
Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan kejadian ini tak terulang di masa mendatang.
Baca juga: Polisi Buru Pembunuh Pria yang Jasadnya Ditemukan di Kebun Sawit Muba