
Aksi Haru Kapolsek Medan: Lepas Seragam untuk Tutupi Jenazah Korban Kecelakaan
Medan – Sebuah peristiwa menyentuh hati terjadi di salah satu ruas jalan di Kota Medan, Sumatera Utara, ketika seorang
Kapolsek memperlihatkan empati luar biasa kepada korban kecelakaan lalu lintas. Dalam situasi yang penuh duka, sang perwira
polisi rela melepaskan seragam dinasnya untuk menutupi tubuh seorang korban yang telah meninggal dunia akibat kecelakaan tragis.
Aksi tersebut viral dan menuai pujian luas dari masyarakat.
Momen itu tidak hanya menggambarkan sisi kemanusiaan seorang aparat penegak hukum, tetapi juga menjadi pengingat
bahwa di balik atribut dan pangkat, terdapat nurani dan kepedulian yang mendalam terhadap sesama manusia, terlebih dalam kondisi yang menyayat hati.

Kronologi Singkat Kejadian
Kecelakaan tersebut terjadi pada pagi hari di sebuah persimpangan padat lalu lintas di kawasan Medan Amplas.
Menurut laporan awal, kecelakaan melibatkan sebuah sepeda motor dan kendaraan berat jenis truk yang sedang melaju dari arah berlawanan.
Salah seorang saksi mata mengatakan bahwa korban pengendara sepeda motor terjatuh dan terlindas truk di tempat. Nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
Warga sekitar segera berkumpul di lokasi kejadian, namun tubuh korban masih tergeletak di jalan tanpa penutup, membuat situasi menjadi semakin menyedihkan.
Tak lama berselang, petugas kepolisian dari sektor terdekat tiba di lokasi, termasuk Kapolsek yang bersangkutan.
Melihat kondisi korban dan situasi yang mulai dipadati warga dan pengguna jalan lainnya, sang
Kapolsek mengambil keputusan spontan yang tidak biasa: ia melepaskan seragam dinas luarnya dan menutup jenazah korban sebagai bentuk penghormatan terakhir.
Tindakan Spontan yang Penuh Arti
Aksi Kapolsek tersebut sontak menarik perhatian publik.
Dalam rekaman yang beredar luas di media sosial, terlihat jelas bagaimana sang perwira tanpa ragu melepas jaket
seragamnya dan dengan penuh rasa hormat menutupi jenazah yang tergeletak di jalan.
Tindakan itu dilakukan sebelum ambulans tiba dan jenazah korban dievakuasi. Menurut Kapolsek, ia hanya mengikuti naluri kemanusiaannya.
“Saat saya tiba, saya melihat korban masih di tempat dan belum tertutup. Saya hanya berpikir
bagaimana kalau itu adalah anggota keluarga saya. Saya rasa hal itu bisa dilakukan oleh siapa pun,” ujar Kapolsek dalam wawancara singkat dengan wartawan.
Ungkapan tersebut menunjukkan ketulusan hati yang jarang terlihat dalam peristiwa formal seperti penanganan kecelakaan lalu lintas.
Warga sekitar pun memuji tindakan tersebut sebagai contoh nyata empati dan keteladanan seorang aparat negara.
Reaksi dan Apresiasi dari Masyarakat
Tidak butuh waktu lama, video dan foto momen haru tersebut tersebar luas di media sosial dan diberitakan oleh berbagai media nasional.
Netizen memberikan respons positif, bahkan menyebut sang Kapolsek sebagai “polisi berhati malaikat” dan “pahlawan kemanusiaan.”
Beberapa komentar menyampaikan rasa terima kasih atas tindakan mulia itu, yang dinilai mengangkat kembali
citra positif institusi kepolisian di mata publik. Dalam era di mana kritik terhadap aparat penegak hukum
sering kali muncul, aksi Kapolsek Medan ini dianggap sebagai angin segar dan harapan akan wajah humanis kepolisian.
Perspektif Psikolog dan Tokoh Masyarakat
Menurut Dr. Ratih Sundari, seorang psikolog sosial, tindakan spontan yang dilakukan oleh Kapolsek merupakan refleksi dari nilai empati yang tinggi.
Dalam situasi krisis, kata dia, tindakan manusiawi seperti ini memiliki dampak emosional yang besar, baik bagi saksi di lokasi maupun masyarakat luas.
“Empati yang diwujudkan dalam tindakan konkret, terutama dalam momen tragis, mampu membentuk ingatan kolektif yang penuh makna. Ini bukan hanya soal etika profesional, tapi nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Baca juga:Tragedi Kos di Denpasar: Cinta, Cekcok, hingga Rekayasa Gantung Diri
Tokoh masyarakat setempat, Ustaz H. Rasyid Harahap, juga turut menyampaikan apresiasinya.
Dalam ceramahnya usai salat Jumat di masjid wilayah Medan Johor, beliau menuturkan bahwa aksi seperti ini adalah wujud nyata dari ajaran moral dan agama tentang saling peduli dan menghormati sesama manusia, tanpa memandang latar belakang.
Dampak Terhadap Citra Kepolisian
Institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menyambut baik pemberitaan tentang tindakan Kapolsek tersebut.
Melalui pernyataan resmi yang disampaikan oleh Divisi Humas Polri, institusi mengapresiasi tindakan yang dilakukan oleh anggota di lapangan dan menyebutnya sebagai teladan yang patut ditiru oleh jajaran lainnya.
“Kami bangga atas sikap humanis yang ditunjukkan anggota kami. Semoga ini menjadi inspirasi dan motivasi untuk seluruh personel Polri dalam melayani masyarakat dengan hati,” kata Kadiv Humas Polri dalam konferensi pers.
Aksi semacam ini tidak hanya memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap Polri, tetapi juga menunjukkan bahwa tugas
sebagai aparat bukan hanya menjalankan hukum, tetapi juga menghadirkan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap tindakannya.
Penutup: Sebuah Tindakan yang Akan Diingat
Kisah tentang Kapolsek Medan yang melepas seragam untuk menutupi jenazah korban kecelakaan tidak hanya menjadi pemberitaan sesaat
Ini adalah refleksi tentang bagaimana seorang manusia, di tengah tugas formalnya, masih mampu menunjukkan sisi welas asih dan cinta kasih terhadap sesama.
Tindakan ini akan terus dikenang sebagai contoh bahwa dalam dunia yang terkadang dipenuhi dengan ketidakpedulian
masih ada pribadi-pribadi yang menjunjung tinggi martabat manusia. Kepedulian tidak selalu datang
dalam bentuk besar, tapi dalam tindakan sederhana yang dilakukan dengan hati yang tulus.
Bagi masyarakat, kisah ini menjadi pengingat bahwa kemanusiaan harus selalu menjadi dasar dari segala tindakan
baik oleh aparat negara maupun oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari.