
Jenazah Perempuan Diduga ODGJ Ditemukan di Aliran Sungai Cikeas, Bogor
Jenazah Perempuan Diduga ODGJ Ditemukan di Aliran Sungai Cikeas, Bogor
Warga di sekitar aliran Sungai Cikeas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, dikejutkan oleh penemuan sesosok jenazah perempuan yang mengambang di sungai pada Senin pagi, 21 Juli 2025.
Jenazah ditemukan oleh seorang warga yang tengah melintas di jembatan kecil sekitar pukul 06.30 WIB.
Melihat tubuh seseorang yang tampak mengambang dan tidak bergerak, warga tersebut segera melaporkan temuan tersebut ke pihak berwenang.
Tak butuh waktu lama, petugas dari Polsek Gunung Putri bersama tim SAR dan relawan segera tiba di lokasi untuk melakukan evakuasi jenazah.
Evakuasi berlangsung cukup cepat, namun harus dilakukan dengan hati-hati mengingat arus sungai yang cukup deras.
Jenazah Perempuan Diduga ODGJ Ditemukan di Aliran Sungai Cikeas, Bogor
Berdasarkan informasi sementara dari warga sekitar, perempuan tersebut diduga merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang kerap terlihat berkeliaran di wilayah sekitar sungai.
Beberapa warga mengaku sering melihat perempuan dengan ciri-ciri yang sama berjalan sendirian di tepi sungai, tanpa tujuan yang jelas dan berpakaian lusuh.
Kapolsek Gunung Putri, AKP Suryo Pranoto, dalam keterangannya kepada wartawan menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman terkait identitas korban.
Korban belum bisa diidentifikasi. Dugaan sementara memang ODGJ, namun kami tetap akan memastikan melalui pemeriksaan lebih lanjut, termasuk autopsi,” ujarnya.
Proses Identifikasi dan Autopsi
Jenazah korban segera dibawa ke RSUD Cileungsi untuk proses visum dan autopsi guna memastikan penyebab kematian.
Tidak ditemukan identitas diri seperti KTP atau dokumen lain di tubuh korban.
Tim forensik tengah bekerja untuk menemukan petunjuk lebih lanjut, termasuk memperkirakan waktu kematian dan kemungkinan adanya tanda-tanda kekerasan.
Sampai artikel ini ditulis, pihak kepolisian belum menerima laporan orang hilang yang sesuai dengan ciri-ciri korban.
Mereka juga membuka peluang bagi masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk datang dan membantu proses identifikasi.
Reaksi dan Kepedulian Warga
Penemuan jenazah ini mengundang keprihatinan dari masyarakat setempat. Banyak yang menyayangkan kurangnya perhatian terhadap ODGJ yang kerap terlihat di wilayah tersebut.
Beberapa warga menyatakan bahwa perempuan itu sering tidur di pinggir jalan atau berteduh di bawah jembatan ketika hujan, namun belum ada penanganan serius dari pihak terkait.
“Kalau memang benar beliau ODGJ, ini jadi tamparan bagi kita semua. Harusnya ada upaya dari dinas sosial untuk merespons
lebih cepat orang-orang seperti ini sebelum terjadi hal-hal yang tak diinginkan,” ujar Pak Dedi, warga setempat.
Upaya Penanganan Ke Depan
Pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Bogor untuk membantu proses identifikasi dan mencari informasi
lebih lanjut mengenai latar belakang korban. Di sisi lain, peristiwa ini juga menjadi momentum untuk mendorong perbaikan sistem penanganan
ODGJ di wilayah Jabodetabek, terutama di tempat-tempat yang rawan seperti bantaran sungai atau jalanan umum.
Dinas Sosial Kabupaten Bogor menyatakan akan meningkatkan patroli sosial dan mendata kembali keberadaan ODGJ di tempat umum.
Mereka juga berencana bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk memberikan layanan kesehatan mental yang lebih merata.
Harapan Akan Kepedulian Sosial
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa perlindungan terhadap sesama, termasuk ODGJ, adalah tanggung jawab bersama.
Banyak ODGJ yang terlantar di jalanan bukan hanya karena kondisi mental mereka, tapi juga akibat kurangnya sistem pendukung sosial yang memadai.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dan perhatian dari pemerintah daerah, diharapkan kejadian serupa tidak terulang kembali.
ODGJ bukan hanya butuh perawatan medis, tapi juga perlindungan, perhatian, dan intervensi yang manusiawi dari lingkungan sekitar.
Kesimpulan
Penemuan jenazah perempuan di Sungai Cikeas menyisakan duka dan pertanyaan. Apakah kematian ini murni kecelakaan, atau ada unsur kelalaian
sosial yang menjadi penyebab tak langsung? Satu hal yang pasti: peristiwa ini menjadi cermin bahwa perlindungan terhadap orang-orang rentan, termasuk ODGJ, belum maksimal.
Semoga ke depan, semua pihak—baik warga maupun instansi—dapat lebih sigap dan peduli.
Baca juga: Pria di Sulut Tebas Teman hingga Tewas Diduga gegara Dendam