
Tujuh Tersangka Kasus Pengeroyokan Yang Menewaskan Remaja di Semarang Polisi menetapkan tujuh tersangka dalam kasus pengeroyokan menewaskan
seorang remaja berinisial TM (18) warga Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah, yang terjadi pada 29 Januari 2025 lalu.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Andika Dharma Sena menyebut empat tersangka sudah ditangkap, sedangkan tiga lainnya masih buron
“Pelaku ada yang dewasa, ada yang masih di bawah umur,” katanya di Semarang, Minggu (2/1/2025).
Tersangka Kasus Pengeroyokan Di Semarang
Hasil autopsi terhadap jasad korban diketahui adanya luka memar pada bagian kepala Sementara korban sendiri meninggal dunia diduga akibat pendarahan
di bagian kepala Para tersangka dijerat dengan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan yang mengakibatkan kematian.
Adapun motif pengeroyokan tersebut bermula dari tuduhan terhadap korban yang diduga mencuri telepon seluler salah satu pelaku Sebelumnya, seorang remaja
berinisial TM (18) dilaporkan meninggal dunia setelah sempat dirawat di RSI Sultan Agung Semarang pada 31 Januari 2025.
Korban dibawa keluarganya ke rumah sakit setelah ditemukan dalam kondisi tidak sadar di depan rumah usai diantar oleh beberapa orang yang diduga pelaku penganiayaan.
Selain itu, beberapa tersangka diketahui memiliki catatan kriminal terkait kasus kekerasan sebelumnya.
“Kami masih mendalami apakah ada pihak lain yang terlibat dalam insiden ini. Jika ditemukan bukti tambahan, tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka bisa
bertambah,” tambah Kombes Pol Irwan.
Pihak kepolisian menjerat ketujuh tersangka dengan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan yang mengakibatkan kematian, dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Saat ini, mereka masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut guna melengkapi berkas perkara sebelum dilimpahkan ke kejaksaan.
Kasus Pengeroyokan ini menjadi perhatian luas di masyarakat, terutama di kalangan orang tua yang mengkhawatirkan maraknya aksi kekerasan di kalangan remaja.
Pemerintah daerah serta aparat keamanan diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan sosialisasi terkait pentingnya menghindari konflik yang berujung pada kekerasan.
Kepolisian mengimbau seluruh masyarakat, khususnya para orang tua, untuk lebih aktif dalam mengawasi pergaulan anak-anak mereka agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.