
Laporan Palsu Motor Hilang Agar Bebas Cicilan Ibu Ini Ditangkap Seorang ibu rumah tangga berinisial DA (29), warga Dusun IV, Desa Kemang Tanduk, Kecamatan Rambang Kapak Tengah, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, harus menghadapi konsekuensi hukum akibat perbuatannya yang membuat laporan palsu terkait kehilangan sepeda motor. Tindakannya tersebut akhirnya berujung pada penahanan oleh pihak kepolisian setelah kebenaran dari laporannya terungkap.
Menurut laporan yang diterima, DA melaporkan kepada pihak kepolisian bahwa dirinya telah menjadi korban pencurian dengan kekerasan. Dalam keterangannya, ia mengaku kehilangan satu unit sepeda motor Honda BeAT berwarna hitam dengan nomor polisi BG-2535-CK. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa dompetnya yang berisi uang tunai sebesar Rp 1.760.000, kartu ATM, KTP, serta kartu BPJS turut hilang dalam peristiwa tersebut. Kejadian ini dilaporkannya terjadi pada Selasa, 24 September 2024, sekitar pukul 17.00 WIB di Jalan Bukit Patih, Kelurahan Patih Galung, Kecamatan Prabumulih Barat.
DA mendatangi kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Prabumulih Barat untuk mengajukan laporan resmi terkait dugaan pencurian tersebut. Namun, setelah menerima laporan tersebut, pihak kepolisian merasa ada kejanggalan dalam keterangan yang diberikan oleh pelapor. Kecurigaan ini mendorong petugas untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut guna memastikan kebenaran dari laporan yang telah dibuat.
Laporan Palsu Motor Hilang Agar Bebas Cicilan
Kapolres Prabumulih, AKBP Endro Aribowo, dalam keterangannya menyatakan bahwa tim penyidik segera melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi untuk menggali informasi lebih dalam. Salah satu saksi yang diperiksa adalah DS, yang diketahui menerima imbalan sebesar Rp 50.000 dari DA untuk memberikan keterangan palsu guna memperkuat laporan tersebut. Saat dilakukan interogasi ulang dan konfrontasi dengan para saksi lainnya, akhirnya DA tidak dapat mengelak dan mengakui bahwa laporan yang dibuatnya merupakan hasil rekayasa semata.
Hasil penyelidikan mengungkap bahwa motif utama DA dalam membuat laporan palsu ini adalah untuk menghindari kewajiban pembayaran angsuran sepeda motor kepada pihak leasing. Lebih lanjut, pihak kepolisian menemukan fakta bahwa sepeda motor yang diklaim hilang dalam laporan tersebut sebenarnya telah dijual oleh DA kepada pihak lain yang identitasnya belum diketahui.
“Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, pelaku mengakui bahwa laporan kehilangan tersebut sengaja dibuat untuk menghindari pembayaran cicilan kendaraan. Kami juga menemukan bukti bahwa motor tersebut telah dijual kepada seseorang yang identitasnya masih kami telusuri,” ungkap AKBP Endro Aribowo kepada media pada Jumat (7/2/2025).
Dalam penanganan kasus ini, pihak kepolisian mengamankan beberapa barang bukti, termasuk satu lembar laporan polisi model B, beberapa berkas berita acara pemeriksaan (BAP) dari korban, pelaku, serta para saksi, dan satu lembar surat keterangan hasil pemeriksaan. Barang bukti ini akan digunakan dalam proses hukum lebih lanjut guna mempertanggungjawabkan perbuatan DA di hadapan pengadilan.
Atas perbuatannya, DA kini harus menghadapi jeratan hukum sesuai dengan ketentuan Pasal 242 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang mengatur tentang pemberian keterangan palsu di bawah sumpah. Berdasarkan pasal tersebut, pelaku dapat dikenakan sanksi pidana berupa hukuman penjara. Hingga saat ini, DA masih menjalani proses hukum lebih lanjut di bawah pengawasan aparat penegak hukum setempat.
Pelaku Seorang Emak-Emak Berhasil Ditanggap
Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat bahwa pembuatan laporan palsu bukan hanya perbuatan yang tidak bertanggung jawab, tetapi juga merupakan tindak pidana yang memiliki konsekuensi hukum yang serius. Pihak kepolisian mengimbau kepada seluruh warga untuk selalu bertindak jujur dan tidak mencoba mengakali hukum demi kepentingan pribadi, karena setiap laporan yang dibuat akan ditindaklanjuti dengan penyelidikan yang mendalam.
Dengan adanya kejadian ini, pihak kepolisian juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah tergoda untuk melakukan tindakan serupa, terutama dalam upaya menghindari kewajiban finansial seperti pembayaran cicilan kendaraan. Kepolisian berkomitmen untuk terus menegakkan hukum dengan adil serta memastikan setiap pelanggaran yang terjadi dapat ditindak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Lebih lanjut, kasus ini juga menyoroti pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai implikasi hukum dari pembuatan laporan palsu. Kesadaran hukum yang baik akan membantu mencegah tindakan-tindakan serupa di masa mendatang, serta menciptakan lingkungan yang lebih kondusif dalam hal ketertiban dan keamanan masyarakat.
Pihak berwenang kini tengah melakukan upaya lanjutan untuk melacak keberadaan sepeda motor yang telah dijual oleh pelaku guna memastikan bahwa kendaraan tersebut dapat dikembalikan kepada pihak yang berhak. Selain itu, penyelidikan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi jual beli kendaraan tersebut juga masih terus dilakukan guna mengungkap seluruh rangkaian peristiwa yang terjadi.
Baca Juga : Ngaku Dibegal-Dibuang ke Sungai, Pria Ini Ternyata Berbohong
Sebagai bagian dari proses hukum, DA kini harus menghadapi pertanggungjawaban atas tindakannya di hadapan pengadilan. Kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran bagi masyarakat luas agar tidak mencoba melakukan tindakan serupa yang dapat berujung pada konsekuensi hukum yang berat. Pihak kepolisian menegaskan bahwa setiap laporan yang dibuat oleh masyarakat akan selalu diperiksa dengan cermat dan tidak ada ruang bagi laporan palsu yang bertujuan untuk menipu pihak berwenang.
Dengan demikian, kasus ini bukan hanya menjadi catatan hukum bagi pelaku, tetapi juga sebagai peringatan bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam setiap tindakan yang mereka lakukan, terutama yang berkaitan dengan aspek hukum dan keuangan. Kejujuran dan tanggung jawab tetap menjadi prinsip utama dalam menjaga ketertiban dan keadilan di tengah masyarakat.