
Ninja Sawit Berhasil Ditangkap Dirohul Motor Pelaku Bakar Warga Kasus pembakaran kendara milik pelaku pencurian kelapa sawit kembali terjadi di Provinsi Riau. Kali ini, sebuah sepeda motor milik seorang pencuri sawit di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) dibakar oleh warga setelah aksinya ketahuan oleh pemilik kebun.
Insiden ini terjadi pada Senin (10/2) malam di Desa Lubuk Bendahara, Kecamatan Rokan IV Koto, Rokan Hulu. Pemilik kebun, Hendra, berhasil menangkap pelaku yang berinisial KF (20) ketika tengah mencuri tandan buah sawit di lahannya.
“Pada malam kejadian, saudara HN mendapati seseorang sedang mencuri buah sawit di kebunnya. Pelaku yang berhasil diamankan berinisial KF, berusia 20 tahun,” ujar Kapolres Rokan Hulu AKBP Budi Setiyono, Selasa (11/2/2025).
Ninja Sawit Berhasil Ditangkap Masyarakat Geram,
Setelah menangkap pelaku, pemilik kebun segera menginformasikan kejadian tersebut melalui grup WhatsApp warga desa. Menanggapi laporan itu, petugas Linmas Desa Lubuk Bendahara segera datang untuk mengamankan pelaku KF.
Selain menangkap pelaku, petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk dua tandan buah sawit, satu buah egrek (alat panen sawit), serta satu unit sepeda motor milik pelaku. Linmas kemudian mengawal pelaku ke kantor desa untuk penyelesaian lebih lanjut.
Namun, dalam perjalanan menuju kantor desa, amarah warga yang telah berkumpul tak terbendung. Mereka melampiaskan kekesalan dengan membakar sepeda motor milik pelaku KF.
“Saat petugas Linmas membawa pelaku ke kantor desa, warga yang marah membakar sepeda motor pelaku sebagai bentuk pelampiasan kekesalan mereka,” ungkap Kapolres Budi Setiyono.
Penyelesaian Secara Kekeluargaan Berdasarkan Peraturan Desa
Sesampainya di kantor desa, tokoh masyarakat setempat, termasuk Ketua Pemuda Desa Lubuk Bendahara dan para pemuka adat (Ninik Mamak), telah berkumpul untuk membahas penyelesaian kasus ini. Keluarga pelaku juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Berdasarkan Peraturan Desa (Perdes) yang berlaku di wilayah tersebut, pencuri sawit diwajibkan membayar denda sebesar Rp1 juta per tandan sawit yang dicuri. Selain itu, sesuai dengan kebijakan desa, pelaku juga harus menjalani sanksi berupa arak-arakan keliling kampung sebagai bentuk hukuman sosial.
“Di desa ini telah ditetapkan peraturan desa yang menjadi pedoman dalam penyelesaian kasus pencurian sawit. Sesuai dengan Perdes yang berlaku, pelaku dikenakan denda sebesar Rp1 juta per tandan sawit yang dicuri serta diarak keliling kampung sebagai sanksi tambahan,” jelas Kapolres.
Pelaku KF menyatakan kesediaannya untuk mematuhi Perdes tersebut dan menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh masyarakat desa. Dengan demikian, antara pihak korban dan pelaku mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan perkara ini secara kekeluargaan tanpa membawa kasus ini ke ranah hukum.
Imbauan Kepolisian: Hindari Tindakan Main Hakim Sendiri
Kapolres Rokan Hulu mengingatkan masyarakat untuk selalu melaporkan setiap tindak kejahatan kepada pihak berwajib guna menghindari tindakan main hakim sendiri yang dapat berujung pada konsekuensi hukum.
“Kami mengapresiasi adanya Perdes yang bertujuan menjaga ketertiban masyarakat. Namun, perlu diingat agar masyarakat tetap mengikuti aturan hukum yang berlaku dan tidak mengambil tindakan di luar kewenangan hukum. Jika terjadi tindak pidana, kami mengimbau warga segera melaporkan ke pihak kepolisian terdekat, baik ke Polsek maupun Bhabinkamtibmas yang bertugas di masing-masing desa,” tutur Kapolres.
Dengan adanya insiden ini, diharapkan masyarakat semakin bijak dalam menyikapi setiap tindak kriminal yang terjadi di lingkungan mereka. Penyelesaian melalui jalur hukum yang sah akan lebih menjamin keadilan bagi semua pihak tanpa menimbulkan dampak hukum bagi warga yang terlibat dalam tindakan main hakim sendiri.