
Anggota TNI Bandar Narkoba Yang Tembaki Polisi Di Kota Asahan Seorang mantan anggota TNI Angkatan Laut, Chandra, kini menjadi buronan setelah diduga terlibat dalam jaringan narkoba dan melakukan aksi penembakan terhadap aparat kepolisian saat hendak diamankan oleh Satuan Reserse Narkoba Polres Asahan, Sumatera Utara.
Berdasarkan foto yang diperoleh dari pihak kepolisian, Chandra terlihat memiliki rambut cepak sedikit ikal dan mengenakan kaos berwarna putih. Ia diketahui merupakan mantan perwira pertama di korps Marinir Belawan dengan pangkat terakhir Letnan Dua (Letda) sebelum dipecat pada tahun 2022.
“Pangkat terakhirnya Letda, ia merupakan pecatan Marinir Belawan dan telah diberhentikan dengan tidak hormat (PTDH) pada tahun 2022,” ungkap Kasat Narkoba Polres Asahan, AKP Mulyoto, saat dikonfirmasi.
Anggota TNI Bandar Narkoba Tembaki Polisi
Sementara itu, Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut, Kombes Yemi Mandagi, menyebutkan bahwa Chandra diduga berperan sebagai bandar dan pengendali dalam jaringan narkoba yang telah diungkap oleh Polres Asahan.
“Ia adalah bandar atau pengendali dari jaringan yang sudah berhasil diungkap oleh Polres Asahan. Saat ini, kami masih terus melakukan pengejaran terhadapnya,” ujar Kombes Yemi Mandagi dalam konferensi pers di Polda Sumut.
Kronologi Insiden Penembakan
Sebelumnya, sebuah video yang menunjukkan seorang pria mengendarai sepeda motor dan menembaki sebuah mobil menjadi viral di media sosial. Belakangan diketahui bahwa kendaraan tersebut merupakan milik kepolisian yang sedang berupaya menangkap Chandra.
Menurut keterangan AKP Mulyoto, insiden ini terjadi di Perumahan Surya Mas, Kabupaten Asahan, pada Selasa (18/2). Kejadian bermula ketika polisi mendapatkan informasi bahwa seorang pria bernama Ali Muda Nasution (45) memiliki narkoba jenis sabu dalam jumlah besar.
Setelah menerima laporan tersebut, tim kepolisian kemudian menghubungi Ali dengan berpura-pura sebagai pembeli dan menyepakati transaksi sebanyak 4 kilogram sabu dengan harga Rp 230 juta per kilogram.
“Dari hasil negosiasi, disepakati harga total sebesar Rp 920 juta untuk 4 kilogram narkotika jenis sabu,” jelas AKP Mulyoto pada Jumat (21/2).
Saat interogasi, Ali Muda mengaku bahwa sabu tersebut adalah milik Chandra alias Rudi yang berdomisili di Kisaran, Kabupaten Asahan. Petugas kepolisian pun membawa Ali ke rumah Chandra untuk melakukan penggerebekan.
Setibanya di lokasi, rumah Chandra dalam keadaan terkunci. Namun, aparat meyakini bahwa Chandra berada di dalam rumah dan berupaya memancingnya keluar.
Sekitar pukul 15.00 WIB, Chandra akhirnya keluar dengan mengendarai sepeda motor. Saat petugas mencoba menghadang, ia tiba-tiba mengeluarkan senjata api dan melepaskan tembakan ke arah petugas.
Polisi sempat memberikan tembakan peringatan untuk menghentikan aksinya, namun Chandra tetap melawan dan terus menembak sebelum akhirnya berhasil melarikan diri.
Langkah Penegakan Hukum dan Pengejaran Pelaku
Hingga saat ini, Chandra masih dalam pengejaran intensif oleh aparat kepolisian. Kombes Yemi Mandagi menegaskan bahwa kepolisian akan terus memburu pelaku hingga berhasil ditangkap.
“Kami telah mengerahkan seluruh tim untuk menangkap pelaku. Kami juga mengimbau kepada masyarakat yang mengetahui keberadaan Chandra untuk segera melaporkannya kepada pihak berwenang,” tegasnya.
Aparat kepolisian juga terus melakukan pendalaman terhadap jaringan narkoba yang dikendalikan oleh Chandra guna mengungkap kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam kasus ini.
Kasus ini menambah daftar panjang kejahatan narkotika yang melibatkan mantan anggota militer. Kejadian ini juga menjadi peringatan keras bagi aparat penegak hukum untuk terus memperkuat pengawasan dan penindakan terhadap peredaran narkoba di wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya.