
Gadis Belia Dicabuli Pendaki Berjuang Lawan Hipotermia Digunung Seorang remaja perempuan berusia 12 tahun menjadi korban tindakan asusila saat melakukan kegiatan pendakian di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Sinjai.
Peristiwa ini terjadi dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, di mana korban tengah mengalami gejala hipotermia akibat suhu ekstrem di kawasan pegunungan tersebut.
Insiden memilukan tersebut terjadi pada Minggu malam, tanggal 20 April 2025, sekitar pukul 23.00 WITA, tepatnya di Pos 7 jalur pendakian Gunung Bawakaraeng, yang berada di Dusun Tassoso, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai. Kejadian ini dilaporkan telah menimpa korban yang saat itu tengah mengikuti perjalanan turun gunung bersama rombongan pendaki lainnya yang berjumlah sekitar sepuluh orang.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Sinjai, Ajun Komisaris Polisi Andi Rahmatullah, menjelaskan bahwa korban sebelumnya telah melakukan pendakian selama satu hari penuh sebelum rombongan memutuskan untuk kembali menuruni jalur pendakian. Dalam proses perjalanan turun tersebut, rombongan sempat berhenti di Pos 8 untuk mengatur perlengkapan dan beristirahat sejenak.
Gadis Belia Dicabuli Pendaki Saat Digunung
“Korban bersama kelompoknya sempat singgah di Pos 8 untuk mengemasi perlengkapan sebelum melanjutkan perjalanan turun dari Gunung Bawakaraeng,” ujar AKP Andi Rahmatullah dalam keterangannya kepada media pada Selasa, 13 Mei 2025.
Pada saat berada di Pos 8, rombongan tersebut bertemu dengan seorang pria yang mengaku sebagai penjaga pos di lokasi tersebut. Pria tersebut sempat berusaha berinteraksi dengan menanyakan beberapa hal, namun tidak mendapat respons dari para pendaki. Setelah itu, tanpa disadari oleh rombongan, pria yang belum diketahui identitasnya saat itu kemudian membuntuti perjalanan mereka secara diam-diam.
Ketika rombongan tiba di Pos 7, kondisi cuaca yang dingin dan lembap menyebabkan korban mengalami gejala hipotermia, yakni penurunan suhu tubuh secara drastis yang dapat membahayakan keselamatan. Mengingat kondisi korban yang semakin memburuk, rombongan memutuskan untuk berhenti dan mendirikan tenda guna memberikan perlindungan sementara bagi korban.
Tanpa sepengetahuan para pendaki lainnya, pelaku yang sebelumnya bertemu di Pos 8 kemudian mengikuti mereka hingga ke Pos 7. Saat malam telah larut dan rombongan tengah beristirahat, pelaku diduga menyelinap masuk ke dalam tenda tempat korban berada. Dalam kondisi tubuh yang lemah dan menggigil akibat hipotermia, korban tiba-tiba menjadi sasaran tindak asusila dari pria tersebut.
Menurut keterangan pihak kepolisian, korban sempat melakukan perlawanan dengan sisa tenaga yang dimiliki. Ia mencoba melepaskan diri dari pelukan pelaku dengan mengangkat kedua tangannya, namun kondisi fisiknya yang lemah membuat upayanya tidak berhasil.
Berjuang Lawan Hipotermia
“Korban, meskipun dalam keadaan lemah dan kedinginan, tetap berusaha melawan. Ia mengangkat kedua tangannya untuk melepaskan pelukan pelaku, namun tidak cukup kuat untuk melepaskan diri,” jelas AKP Andi Rahmatullah.
Beruntung, tindakan pelaku segera diketahui oleh salah satu teman korban yang berada di tenda yang sama. Saksi tersebut langsung membangunkan anggota rombongan lainnya dan bersama-sama mereka berhasil mengusir pelaku dari lokasi kejadian.
Setelah insiden tersebut, pelaku segera melarikan diri meninggalkan kawasan gunung. Kejadian ini baru dilaporkan secara resmi kepada pihak kepolisian pada Rabu, 7 Mei 2025, beberapa hari setelah rombongan tiba kembali di permukiman. Menindaklanjuti laporan tersebut, tim Reserse Mobil (Resmob) dari Polres Sinjai bergerak cepat untuk melakukan penyelidikan dan penangkapan.
Pelaku akhirnya berhasil diamankan oleh aparat kepolisian pada Kamis, 8 Mei 2025, di wilayah Kecamatan Sinjai Tengah. Identitas pelaku belum diungkapkan secara lengkap kepada publik, namun pihak kepolisian memastikan bahwa pelaku telah diamankan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
“Pelaku kami tangkap satu hari setelah laporan kami terima. Yang bersangkutan mengakui perbuatannya dan mengaku terdorong oleh nafsu setelah melihat korban,” terang AKP Andi Rahmatullah.
Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan mendalam di tengah masyarakat, khususnya terkait keamanan pendakian dan perlindungan terhadap anak di bawah umur. Banyak pihak menyerukan perlunya evaluasi terhadap standar keamanan pendakian, termasuk keberadaan pihak yang tidak bertanggung jawab di jalur pendakian populer seperti Gunung Bawakaraeng.
Baca Juga : Enam Pelaku Tawuran Antarpelajar, Muktiharjo 1 Orang Luka Berat
Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat, khususnya para orang tua dan pendamping kegiatan remaja, untuk lebih waspada dan memperhatikan keamanan serta pengawasan selama kegiatan luar ruang seperti pendakian. Perlindungan terhadap anak harus menjadi prioritas utama, terutama dalam situasi darurat yang rawan disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Hingga saat ini, pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Sinjai, sementara korban mendapatkan pendampingan psikologis guna mengatasi trauma yang dialaminya.
Kasus ini menjadi peringatan serius bagi seluruh pihak agar senantiasa meningkatkan kesadaran, pengawasan, dan langkah-langkah pencegahan terhadap kejahatan seksual di berbagai lingkungan, termasuk di area-area wisata alam yang rentan