
Pemotor Dikeroyok Rombongan Pesilat Kota Madiun Saat Isi BBM insiden kekerasan terjadi di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, yang mengakibatkan dua remaja menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang yang diduga merupakan anggota rombongan perguruan silat.
Kejadian tersebut terjadi pada saat kedua remaja tengah mengisi bahan bakar sepeda motor mereka di sebuah kios pengisian BBM eceran di kawasan Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.
Peristiwa yang berlangsung dengan cepat itu terekam jelas dalam rekaman kamera pengawas (CCTV) yang berada di sekitar lokasi kejadian. Video berdurasi 1 menit 28 detik tersebut kemudian tersebar luas di berbagai platform media sosial dan memicu keprihatinan publik.
Masyarakat mengecam keras tindakan main hakim sendiri yang dilakukan oleh sekelompok orang tersebut dan meminta aparat penegak hukum untuk segera menindak tegas para pelaku.
Pemotor Dikeroyok Rombongan Pesilat Rekaman CCTV
Dalam rekaman video tersebut, terlihat seorang remaja pria yang mengenakan jaket hitam, kaos, dan celana pendek, mengendarai sepeda motor matik sambil membonceng seorang temannya. Teman yang dibonceng tampak mengenakan kaos biru dan celana panjang jeans. Keduanya kemudian berhenti di sebuah kios yang juga berfungsi sebagai toko kelontong.
Sesaat setelah mereka berhenti, seorang perempuan yang diduga sebagai pemilik toko terlihat membantu mengisi bahan bakar ke motor milik remaja tersebut. Situasi pada awalnya tampak tenang dan tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan. Namun, beberapa saat kemudian, tampak iring-iringan sejumlah kendaraan roda dua yang diduga merupakan bagian dari konvoi perguruan silat, mendekat dan berhenti tidak jauh dari lokasi pengisian bahan bakar tersebut.
Tanpa banyak bicara, sekelompok pemuda dari rombongan tersebut secara tiba-tiba mendekati salah satu remaja yang mengenakan jaket hitam dan melakukan pemukulan secara bergantian. Aksi kekerasan itu dilakukan di hadapan warga sekitar, termasuk pemilik kios yang tampak terkejut dan tidak dapat berbuat banyak. Dalam suasana yang penuh ketegangan, para pelaku tampak memukuli korban dengan tangan kosong secara brutal.
Teman korban yang berdiri tidak jauh dari lokasi tidak menjadi sasaran kekerasan secara langsung, tetapi tampak ketakutan dan mencoba menjauh dari lokasi.
Pernyataan Kepolisian: Proses Penyelidikan Sedang Berlangsung
Menanggapi peristiwa tersebut, pihak Kepolisian Resor Madiun melalui Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) AKP Agus Andi Anto Prabowo mengonfirmasi bahwa kejadian pengeroyokan itu benar terjadi di wilayah hukumnya, tepatnya di Desa Munggut, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.
“Benar, peristiwa tersebut terjadi di wilayah hukum Polsek Wungu, tepatnya di Desa Munggut,” ujar AKP Agus dalam keterangan tertulis kepada media, Rabu (15/5/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan proses penyelidikan intensif guna mengungkap identitas para pelaku yang terekam dalam video. Pihak kepolisian telah mengumpulkan barang bukti berupa rekaman CCTV dan keterangan saksi yang berada di lokasi kejadian.
“Kami dari Satreskrim Polres Madiun masih terus mendalami kasus ini. Kami mohon doa dan dukungan dari masyarakat agar para pelaku dapat segera diidentifikasi dan ditindak sesuai hukum yang berlaku,” lanjutnya.
Respons Publik dan Potensi Konflik Sosial
Kejadian ini menambah daftar panjang insiden kekerasan yang melibatkan oknum dari komunitas perguruan silat di wilayah Jawa Timur. Meskipun tidak semua anggota perguruan silat melakukan tindakan serupa, tetapi kejadian ini memicu kekhawatiran akan potensi konflik sosial dan tindakan main hakim sendiri yang berulang.
Banyak warganet dan tokoh masyarakat lokal menyerukan kepada aparat kepolisian dan pemangku kepentingan agar memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan dan aktivitas kelompok-kelompok massa seperti ini, terutama dalam konteks konvoi atau perayaan yang berpotensi memicu gangguan ketertiban umum.
Selain itu, pihak orang tua dan sekolah juga diminta untuk lebih proaktif dalam melakukan pembinaan karakter kepada generasi muda agar menjauhi tindakan kekerasan dalam menyelesaikan konflik, serta tidak mudah terprovokasi dalam kerumunan yang berpotensi anarkis.
Upaya Pemerintah Daerah dan Forkopimda
Pemerintah Kabupaten Madiun bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) diharapkan segera mengambil langkah preventif melalui dialog lintas organisasi, termasuk dengan para pimpinan perguruan silat yang aktif di wilayah tersebut. Langkah ini dinilai penting untuk mencegah eskalasi konflik serta membangun kesadaran hukum di kalangan generasi muda.
Salah satu usulan yang mulai mencuat dari kalangan masyarakat sipil adalah perlunya pembentukan Satgas Khusus Penanganan Konflik Sosial, yang bekerja sama dengan tokoh agama, tokoh pemuda, dan organisasi kemasyarakatan untuk menekan angka kekerasan berbasis kelompok.
Penutup: Harapan untuk Keadilan dan Ketertiban
Peristiwa pengeroyokan dua remaja di Madiun tidak hanya merupakan pelanggaran hukum, tetapi juga menjadi alarm bagi seluruh pihak tentang pentingnya menjaga ketertiban sosial dan supremasi hukum. Aksi kekerasan yang dilakukan secara berkelompok di ruang publik menandakan adanya tantangan serius dalam hal edukasi sosial, penegakan hukum, dan pembinaan organisasi kepemudaan.
Masyarakat berharap agar kasus ini dapat segera dituntaskan dengan transparan dan akuntabel, serta pelaku mendapatkan sanksi yang setimpal sesuai ketentuan yang berlaku dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Lebih dari itu, diharapkan pula bahwa kejadian ini menjadi titik balik untuk meningkatkan kesadaran bersama akan pentingnya penyelesaian konflik secara damai dan bermartabat.
Baca Juga : Gadis Belia Dicabuli Pendaki Berjuang Lawan Hipotermia Digunung