
Pemuda Di Kamboja Meninggal Karena Sakit Baru 3 Bulan Kerja asal Batam, Kepulauan Riau, bernama M Ibadi Rezeki (27) dilaporkan meninggal dunia di Kamboja setelah bekerja selama tiga bulan di negara tersebut tanpa melalui prosedur resmi. Kejadian ini menambah daftar pekerja migran yang menghadapi risiko besar akibat keberangkatan tanpa perlindungan hukum yang memadai.
Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kepulauan Riau, Kombes Imam Riyadi, mengonfirmasi kabar tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya telah menerima informasi mengenai kematian M Ibadi Rezeki pada Rabu (5/2/2025).
“Kami dari BP3MI Kepri telah menerima laporan mengenai seorang WNI asal Batam yang meninggal dunia di Kamboja. Kami terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan pemulangan jenazah berjalan lancar,” ujar Imam Riyadi pada Selasa (11/2/2025).
Pemuda Di Kamboja Meninggal 3 Bulan Kerja
Menurut Imam, almarhum meninggal dunia akibat sakit. Namun, yang menjadi perhatian utama adalah status keberangkatannya yang tidak terdaftar dalam Sistem Komputerisasi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (Sisko P2MI). Berdasarkan informasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja, diketahui bahwa almarhum memiliki keluarga di Sekupang, Batam.
“Dari hasil koordinasi dengan KBRI, keluarga yang dapat dihubungi adalah paman korban yang berdomisili di Perum Taman Kartika Raya, Kelurahan Sungai Harapan, Kecamatan Sekupang, Batam,” jelasnya.
Keluarga Korban Sudah Mengetahui Kabar Duka
Lebih lanjut, Imam menyampaikan bahwa pihak BP3MI Kepri telah melakukan komunikasi dengan keluarga korban. Dari hasil koordinasi tersebut, keluarga menyatakan bahwa mereka telah mengetahui kabar duka tersebut beberapa hari sebelumnya. Orang tua almarhum diketahui berada di Aceh dan telah memberikan persetujuan jika jenazah dipulangkan ke Batam.
“Paman almarhum mengonfirmasi bahwa orang tua korban berada di Aceh. Mereka telah menerima kabar duka ini sebelumnya dan bersedia menerima jenazah jika dipulangkan ke Batam,” ungkap Imam.
Proses Pemulangan Jenazah Masih Berlangsung
Saat ini, BP3MI Kepri tengah berkoordinasi dengan KBRI di Kamboja untuk mengurus pemulangan jenazah ke Indonesia. Seluruh biaya yang diperlukan untuk pemulangan, termasuk transportasi dari bandara menuju rumah duka hingga proses pemakaman, akan ditanggung sepenuhnya oleh BP3MI Kepri.
“Kami masih menunggu kepastian terkait proses pemulangan jenazah dan memastikan bahwa seluruh biaya akan ditanggung oleh BP3MI Kepri. Kami berharap proses ini dapat berjalan dengan lancar agar jenazah dapat segera kembali ke tanah air,” tegasnya.
Jumlah PMI dari Kepulauan Riau di Kamboja Mencapai Ribuan Orang
Dalam kesempatan yang sama, Imam Riyadi juga menyampaikan bahwa berdasarkan data hasil koordinasi BP3MI Kepri dengan KBRI di Phnom Penh, jumlah warga asal Kepulauan Riau yang saat ini berada di Kamboja mencapai sekitar 5.300 orang. Sebagian besar dari mereka bekerja di sektor informal dan tidak sedikit yang berangkat tanpa melalui jalur resmi.
“Jumlah pekerja asal Kepulauan Riau yang berada di Kamboja cukup besar, sekitar 5.300 orang. Sayangnya, banyak dari mereka yang berangkat tanpa mengikuti prosedur yang benar, sehingga tidak mendapatkan perlindungan hukum yang memadai dari pemerintah,” paparnya.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat, khususnya mereka yang berniat bekerja di luar negeri, agar memastikan bahwa keberangkatan mereka dilakukan melalui jalur resmi yang telah ditetapkan pemerintah. Hal ini penting guna menghindari risiko hukum serta memastikan perlindungan yang maksimal bagi para pekerja migran.