
Polisi Periksa 7 Saksi Terkait Kematian Mita di Kebun Tebu Ogan Ilir
Kasus kematian tragis seorang wanita bernama Mita (24 tahun) di kebun tebu wilayah Ogan Ilir
Sumatera Selatan, terus bergulir. Pihak kepolisian kini tengah memeriksa tujuh saksi
guna mengungkap pelaku dan motif di balik kejadian yang menggemparkan warga tersebut.
Mita ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dengan luka di bagian kepala dan tubuh yang mengindikasikan tindak kekerasan.
Penemuan jasad korban yang mengejutkan masyarakat menjadi titik awal investigasi serius oleh aparat kepolisian.

Tim Reskrim Polres Ogan Ilir dibantu oleh Polda Sumatera Selatan turun langsung ke lokasi kejadian.
Kronologi Penemuan Jasad Mita
Jasad Mita pertama kali ditemukan oleh seorang petani tebu yang hendak memulai aktivitas pagi hari.
Sekitar pukul 06.30 WIB, petani tersebut melihat sosok tubuh tergeletak di antara tanaman tebu, lalu segera melaporkan temuan itu ke aparat desa dan pihak kepolisian.
Setelah dilakukan identifikasi awal, korban diketahui merupakan warga desa sekitar yang sebelumnya
dilaporkan hilang sejak dua hari sebelum ditemukan. Pihak keluarga yang datang ke lokasi memastikan identitas Mita berdasarkan pakaian dan ciri fisik.
Dugaan Kuat Pembunuhan Berencana
Hasil pemeriksaan awal oleh tim forensik RS Bhayangkara
Palembang menyebutkan bahwa korban mengalami luka benturan keras di kepala
dan terdapat beberapa tanda kekerasan fisik lainnya.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa Mita menjadi korban pembunuhan, bukan kematian alami atau kecelakaan.
Kapolres Ogan Ilir, AKBP Imam Tarmudi, dalam konferensi pers menyatakan bahwa
pihaknya tidak menutup kemungkinan adanya unsur pembunuhan berencana dalam kasus ini.
Kami sedang menyusun bukti dan keterangan para saksi untuk mengarahkan pada motif serta kemungkinan pelaku,” ujarnya.
Pemeriksaan Tujuh Saksi Kunci
Sebanyak tujuh orang telah diperiksa sebagai saksi. Mereka terdiri dari keluarga korban, teman dekat, tetangga, serta warga yang terakhir kali melihat Mita sebelum hilang. Beberapa di antaranya juga dimintai keterangan terkait interaksi korban sehari-hari dan kemungkinan adanya konflik pribadi.
Polisi belum mengungkap identitas para saksi demi menjaga kelancaran penyelidikan. Namun, pihak kepolisian memastikan bahwa informasi yang diperoleh dari saksi sangat membantu dalam memetakan kronologi dan alur kejadian.
Reaksi Warga dan Rasa Takut yang Meningkat
Kematian Mita meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan warga desa tempat ia tinggal.
Banyak warga yang kini merasa was-was dan khawatir atas keselamatan mereka, terutama para perempuan yang kerap melintasi area kebun tebu yang sepi tersebut.
Aparat desa juga mendesak pihak kepolisian untuk segera mengungkap pelaku agar warga dapat kembali merasa aman.
Dalam beberapa hari terakhir, ronda malam mulai digiatkan kembali oleh warga secara swadaya.
Upaya Kepolisian: Olah TKP dan Pengumpulan CCTV
Selain memeriksa saksi, tim penyidik juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) secara menyeluruh.
Meski lokasi kejadian berada di area kebun yang cukup terpencil
polisi berupaya mencari jejak fisik seperti sidik jari, jejak kaki, atau benda milik korban maupun pelaku.
Pihak kepolisian juga mengumpulkan rekaman CCTV dari beberapa titik terdekat, termasuk warung dan simpang jalan menuju lokasi.
Meski tidak langsung mengarah ke TKP, rekaman tersebut bisa menjadi petunjuk aktivitas mencurigakan menjelang waktu kematian korban.
Langkah Selanjutnya dan Harapan Keluarga
Pihak keluarga Mita berharap polisi bisa mengungkap pelaku sesegera mungkin dan memberikan hukuman setimpal.
Mereka menyatakan keprihatinan dan berharap kejadian serupa tidak menimpa warga lainnya.
Kapolres menegaskan bahwa penyelidikan akan terus berlanjut secara intensif. “Kami berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini.
Semua pihak yang diduga terlibat akan kami proses sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.
Baca juga:Tersangka Kasus Kematian Darso Ditahan 20 Hari Kota Semarang
Kesimpulan: Tuntutan Keadilan untuk Korban
Kematian Mita di kebun tebu Ogan Ilir bukan hanya menjadi tragedi pribadi bagi keluarga
tetapi juga alarm bagi masyarakat mengenai pentingnya keamanan di lingkungan sekitar.
Dengan pemeriksaan terhadap tujuh saksi dan bukti-bukti
awal yang mengarah pada pembunuhan, harapan kini tertuju pada keberhasilan polisi
dalam menuntaskan kasus ini dan memberikan keadilan bagi korban.