
Pria Makassar Ditemukan Tewas Usai Cekcok dengan Teman, Polisi Buru Pelaku
Sebuah insiden tragis kembali mengguncang warga Makassar, Sulawesi Selatan. Seorang pria ditemukan tewas dengan luka serius di tubuhnya usai terlibat pertengkaran dengan seorang temannya. Peristiwa yang terjadi di salah satu kawasan padat penduduk tersebut langsung menyita perhatian publik, memicu penyelidikan cepat dari pihak kepolisian, serta membuka kembali perbincangan mengenai pentingnya penyelesaian konflik secara damai.
Polisi saat ini masih memburu pelaku yang diduga kuat merupakan rekan dekat korban. Berdasarkan hasil penyelidikan awal, motif peristiwa diduga berkaitan dengan masalah pribadi yang sempat memicu cekcok antara kedua pihak sebelum akhirnya berujung maut.

Pria di Makassar Ditemukan Tewas Usai Cekcok dengan Teman, Polisi Buru Pelaku
Peristiwa memilukan ini terjadi pada Jumat malam, 25 April 2025, sekitar pukul 21.30 WITA, di kawasan Jalan Toddopuli, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar. Menurut keterangan sejumlah saksi mata, korban yang diketahui berinisial AR (29) terlihat terlibat adu mulut cukup sengit dengan seorang pria yang belakangan diketahui sebagai temannya sendiri.
Pertengkaran itu bermula di sebuah warung kopi tempat biasa keduanya berkumpul bersama teman-teman lainnya. Saksi menyebut, semula keduanya hanya beradu argumen, namun situasi dengan cepat memanas hingga berujung pada kontak fisik.
“Saya sempat melerai, tapi mereka terus saling dorong. Tidak lama kemudian, pelaku langsung melarikan diri. Kami baru tahu korban sudah tidak bergerak,” ujar Rahmat, salah satu warga setempat yang juga saksi kejadian.
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat oleh warga, namun nyawanya tidak tertolong akibat luka parah yang diduga berasal dari benda tajam.
Identitas Korban dan Dugaan Motif
Korban, AR, merupakan warga setempat yang dikenal sebagai pribadi pendiam dan tidak memiliki catatan kriminal. Ia bekerja sebagai pegawai harian lepas di salah satu bengkel kendaraan di daerah Panakkukang. Rekan-rekannya mengenal AR sebagai sosok yang ramah, meski belakangan diketahui dirinya sempat mengalami konflik personal dengan pelaku.
Menurut informasi dari pihak kepolisian, motif pertengkaran diduga bermula dari urusan utang piutang atau ketersinggungan akibat pernyataan dalam pergaulan sehari-hari. “Kami masih mendalami motif sebenarnya, namun indikasi kuat mengarah pada masalah pribadi yang telah lama menumpuk antara korban dan pelaku,” ungkap Kapolsek Panakkukang, Kompol Andi Baso.
Pihak keluarga korban hingga saat ini masih menunggu hasil autopsi resmi dari rumah sakit untuk memastikan penyebab kematian secara pasti. Jenazah AR telah dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan sebelum dimakamkan keesokan harinya.
Polisi Lakukan Pengejaran terhadap Pelaku
Setelah kejadian, pelaku langsung melarikan diri dan hingga kini belum berhasil diamankan. Kepolisian Sektor Panakkukang bersama jajaran Reskrim Polrestabes Makassar telah membentuk tim khusus untuk memburu keberadaan pelaku yang identitasnya sudah diketahui.
“Kami telah mengantongi identitas lengkap pelaku dan saat ini tengah melakukan pengejaran. Kami mengimbau kepada pelaku agar segera menyerahkan diri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum,” tegas Kapolsek.
Pihak kepolisian juga sudah memeriksa sejumlah saksi di lokasi kejadian, termasuk rekan-rekan korban dan pelaku yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) pada malam nahas tersebut. Beberapa barang bukti, termasuk rekaman CCTV dari toko terdekat, juga telah diamankan untuk mendukung proses penyelidikan.
Reaksi Warga dan Pemerintah Setempat
Kejadian ini mengejutkan warga sekitar, terutama karena lokasi kejadian berada di tengah permukiman padat yang selama ini relatif aman. Banyak warga yang tidak menyangka bahwa pertengkaran dua orang teman bisa berujung pada kematian.
Lurah setempat, Muhammad Ilyas, turut menyampaikan keprihatinan atas insiden tersebut. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dalam menyelesaikan masalah pribadi. “Kami harap masyarakat bisa lebih bijak dan memilih cara damai dalam menyelesaikan konflik. Pemerintah siap memediasi jika diperlukan,” ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah kelurahan bekerja sama dengan kepolisian akan meningkatkan kegiatan patroli malam serta mengaktifkan kembali forum komunikasi warga untuk mengurangi potensi konflik di tengah masyarakat.
Pakar Sosial: Kasus Seperti Ini Harus Jadi Alarm
Pakar sosiologi dari Universitas Hasanuddin, Dr. Sitti Aminah, menilai kasus seperti ini menunjukkan lemahnya kontrol emosi dan kurangnya ruang dialog di tingkat komunitas. Menurutnya, kejadian ini harus menjadi alarm bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menyelesaikan persoalan secara damai dan komunikatif.
“Konflik antarteman atau keluarga tidak akan pernah bisa diselesaikan dengan kekerasan. Sayangnya, banyak orang yang belum memiliki kemampuan manajemen emosi dan tidak tahu harus ke mana mencari jalan tengah,” ujarnya.
Ia juga mendorong agar pemerintah daerah memberikan lebih banyak ruang konseling, edukasi sosial, dan pelatihan resolusi konflik kepada masyarakat melalui posyandu, karang taruna, atau rumah ibadah.
Baca juga:Aksi Haru Kapolsek Medan: Lepas Seragam untuk Tutupi Jenazah Korban Kecelakaan
Hukum Tetap Berlaku
Kasus pembunuhan ini akan ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. Jika terbukti bersalah, pelaku dapat dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan atau Pasal 351 ayat (3) KUHP jika terbukti penganiayaan yang menyebabkan kematian, dengan ancaman pidana penjara maksimal 15 tahun.
Baca juga:Mayat Pria Tanpa Identitas Terdampar di Sungai Musi Rawas
Kepolisian menyatakan akan menindak tegas siapa pun yang terbukti melakukan tindakan kekerasan hingga menyebabkan korban jiwa, tanpa pandang bulu. “Kami tegaskan, tidak ada toleransi terhadap tindak kekerasan. Kami akan proses pelaku sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” ujar Kompol Andi Baso.
Harapan Keluarga Korban
Pihak keluarga korban sangat terpukul atas insiden ini. Dalam pernyataan kepada media, keluarga meminta agar pelaku segera ditangkap dan diproses hukum seadil-adilnya. Mereka berharap keadilan dapat ditegakkan demi menenangkan hati keluarga dan mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan.
“Kami tidak menyangka hal seperti ini bisa terjadi. Kami hanya ingin pelaku dihukum sesuai hukum yang berlaku. Ini bukan hanya soal kehilangan anggota keluarga, tapi soal rasa keadilan bagi kami,” kata kakak kandung korban, yang tidak ingin disebutkan namanya.
Kesimpulan
Peristiwa meninggalnya seorang pria di Makassar akibat pertengkaran dengan temannya menjadi pelajaran penting bagi masyarakat mengenai bahaya konflik interpersonal yang tidak ditangani dengan bijak. Kasus ini mencerminkan bagaimana masalah sepele dapat menjadi tragedi besar ketika dikendalikan oleh emosi dan kekerasan.
Polisi kini terus bekerja keras memburu pelaku yang telah diidentifikasi, dan proses hukum akan tetap berjalan sesuai aturan yang berlaku. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, tidak terprovokasi, dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada pihak berwajib.
Tragedi ini seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa hidup berdampingan di masyarakat menuntut kemampuan untuk menahan diri, berdialog, dan saling menghormati—karena nyawa manusia terlalu berharga untuk dikorbankan atas ego dan kemarahan sesaat.